Ternyata banyak juga teori konspirasi yang menjelaskan mengapa emas sekarang masih undervalued. Konspirasi hanya bisa dilakukan oleh kartel. Tapi kartel penjual selalu ingin harga tinggi, bukan harga rendah. Hanya kartel pembeli yang ingin harga tetap rendah.
Faktanya kita tahu, jumlah produsen emas (perusahaan tambang) hanya sedikit, sementara pembelinya jutaan orang di seluruh dunia. Ketahuan kan siapa yang mungkin buat kartel: produsen. Apa yang dilakukan oleh kartel produsen? Membatasi produksi agar harga naik. Teori konspirasi yang logis seharusnya memprediksi harga emas overvalued bukan undervalued.
Terlepas ada kartel atau tidak, supply emas dari tambang relatif stabil. Karenanya, perubahan tren harga emas dari tahun 2002 cenderung dijelaskan dari sisi permintaan. Bubble tidaknya kenaikan harga emas bergantung apakah kenaikan permintaan didominasi motif fundamental atau spekulatif. Kenaikan harga yang berasal dari peningkatan permintaan spekulatif selalu menjadi gelembung yang siap pecah sewaktu-waktu.
Karenanya, orang yang berpendapat bahwa kenaikan harga emas akan berlangsung lama akan memaparkan bukti-bukti bahwa memang terjadi kenaikan permintaan fundamental. Tapi kembali lagi, masalahnya bukan ada-tidaknya kenaikan permintaan fundamental, tapi apakah motif fundamental itu dominan dalam kenaikan permintaan emas. Selama motif spekulatif dominan, maka overshooting harga akan terjadi. Overshooting yang tidak segera terkoreksi, bahkan semakin jauh meninggalkan harga fundamentalnya inilah yang disebut bubble.
Grafik yang saya paparkan pada posting lalu menunjukkan bahwa transaksi kontrak berjangka (future) mendominasi transaksi fisik. Pola ini memang selalu terjadi pada sistem bursa komoditas yang berlaku saat ini. Tapi bukti yang kuat bahwa perubahan tren harga emas didominasi oleh spekulasi adalah peningkatan drastis tren volume future emas yang terjadi mulai tahun 2002, di saat yang bersamaan dengan peningkatan tren harga emas. Sementara arus fisik tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
Bagaimana dengan argumen peningkatan permintaan emas dari India dan China yang ekonominya sedang tumbuh pesat? Jika ingin mengestimasi permintaan emas dari pertumbuhan ekonomi, maka jangan hanya China dan India yang dihitung, tapi seluruh dunia. Kenyataannya, sejak krisis pertumbuhan dunia menurun, bahkan mencapai negatif 1,9 persen di tahun 2009. Sekalipun ada peningkatan permintaan dari India dan China, penurunan permintaan dari negara lain yang mengalami penurunan pertumbuhan akan mengkompensasinya, jika tidak malah lebih besar penurunannya.
Bagaimana dengan argumen bahwa sekarang bank sentral menerbitkan banyak uang untuk stimulus ekonomi? Pencetakan uang memang akan melemahkan nilai uang, tapi dampaknya pada peningkatan harga terjadi pada semua barang dan jasa, bukan hanya pada emas. Rata-rata peningkatan harga emas 18% per tahun jauh lebih cepat daripada peningkatan harga umum yang dicerminkan oleh inflasi, yang di seluruh dunia kurang dari 6%.
Terkait ekspansi moneter AS, kenyataannya inflasi tahun 2010 hanya 2%, masih lebih rendah dari level pra krisis. Bahwa inflasi meningkat dibanding tahun 2009 yang justru negatif (deflasi), hal ini justru memang menjadi tujuan dari bank sentral AS untuk mendorong belanja masyarakat agar terlepas dari krisis. Poinnya, penurunan nilai dolar hanya bisa menjelaskan kenaikan harga emas sebesar 2-4%. Sisanya sebesar 14% dari kenaikan harga emas datang dari faktor lain di luar penurunan dolar.
Bagaimana dengan argumen bahwa banyak bank sentral membeli emas untuk cadangan devisa?
(Update II: Saya menghapus bagian pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab untuk mendukung argumen permintaan bank sentral ini karena saya telah siap dengan jawabannya dari data baru yang saya dapatkan. Pada update lalu, saya mengevaluasi akurasi sumber di wikipedia, yang ternyata tidak akurat. Namun ronym di komentar memberikan link berita yang menunjukkan pembelian emas bank sentral China. Karena itu, pada update kedua ini saya tampilkan data yang lebih berimbang dengan melibatkan keseluruhan stok emas yang dimiliki bank sentral dan IMF di dunia. Data saya dapatkan dari World Gold Council.)
Data menunjukkan bahwa memang sebagian bank sentral melakukan pembelian emas, tapi sebagian bank sentral lainnya menjual cadangan emasnya. Secara total, cadangan emas bank sentral dari tahun 2000 cenderung menurun, dengan sedikit peningkatan mulai 2009. Peningkatan di tahun 2009 memang terjadi karena China menambah cadangan emasnya dari 600 ton ke 1050 ton. Akan tetapi, peningkatan 450 ton ini sebenarnya dijalankan secara bertahap sepanjang 2003-2009, hanya saja baru dilaporkan di kuartal II 2009.
Dengan demikian, jelas bahwa permintaan emas dari bank sentral tidak bisa menjelaskan kenaikan harga emas yang sudah dimulai dari tahun 2002. Karena itu, saya masih tetap pada kesimpulan di posting sebelumnya bahwa kenaikan harga emas dari tahun 2002 didorong oleh peningkatan permintaan spekulatif. Konsekuensi dominasi faktor spekulatif adalah peningkatan harga memiliki dasar yang lemah, sehingga menjadi gelembung yang siap meletus.
Di luar data-data resmi, ada satu indikator bubble kualitatif, yang tidak bisa diukur tapi bisa diamati dan dirasakan serta terbukti akurat untuk memprediksi bubble, yakni euforia spekulasi. Kita bisa merasakan euforia spekulasi itu di setiap periode bubble. Banyak orang memburu komoditas bubble karena mereka sangat yakin bahwa harganya akan naik lagi dan memberi mereka keuntungan pasti.
Euforia spekulasi ini berulang kali disebut oleh pemikir dan penulis sejarah mengenai krisis dengan sebutan yang berbeda-beda. Keynes (1930-an) menyebutnya animal spirit. Kindleberger (1970-an) menyebutnya mania. Greenspan (1990-an) menyebutnya irrational exuberance.
13 komentar:
"Pencetakan uang memang akan melemahkan nilai uang, tapi dampaknya pada peningkatan harga terjadi pada semua barang dan jasa, bukan hanya pada emas"
Benar pak...
Itulah kepingan-kepingan puzzle yang ingin coba kita pasangkan... untuk mengetahui
Apa sebenarnya yang terjadi dengan subjek bernama uang
Dan itulah yang sedang dijelaskan oleh harga emas dan perak
( jumlah emas dan perak yang hanya bertambah 2-3% per tahun... bertemu dengan ekspansi kredit / penciptaan uang baru... yang lebih dari 10% ... sehingga peningkatannya seakan seperti deret fibonacci )
.
Martin Armstrong punya penjelasan yang ilmiah, dengan didasari oleh fakta dan data... beliau pun membuat sebuah model yang didasarkan oleh data dan fakta tersebut...
bernama Economic Confidence Model
biografi beliau bisa dibaca di link berikut ini
http://www.martinarmstrong.org/files/Martin%20Armstrong%20Biography%20May%202011.pdf
.
Puzzle pertama... yang coba saya pahami adalah
Tentang The Great Depression
http://www.martinarmstrong.org/files/US%20Sovereign%20Debt%20Defaults%2009-17-2011.pdf
Jadi jelas... masalahnya ada pada pencetakan uang yang berlebihan... melalui ekspansi kredit
...................................
Untuk menjawab pertanyaan "bgmn kemungkinan tjdnya krisis seperti thn 98? dan lgkh2 preventif apa utk menyelamatkan ekonomi keluarga, terutama utk org yg kerja disektor swasta, jd karyawan, ngono..."
mungkin sedikit jawaban ada disini...
http://endyjkurniawan.com/2011/09/18/when-old-man-talk-why-doesn’t-anybody-listen/
Kita lihat berita tentang China
( tahun 2009 dulu... )
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=azu2GgdtzJqQ
http://www.ft.com/intl/cms/s/0/1d23f80c-30aa-11de-bc38-00144feabdc0.html#axzz1YXnjVlsu
And... how about 2010 ?
Check this out...
http://gmbpost.com/investment-news/china-bought-70-more-gold-in-2010-massive-jump-in-holding/
http://www.bloomberg.com/news/2010-12-02/china-gold-imports-jump-almost-fivefold-as-inflation-outlook-spurs-demand.html
Hmmm... unbelieavable
It's truth...
( not just rumor... they do it )
ronym: terima kasih atas komentar dan link berita yang dicantumkan. Saya sudah menanggapi komentar kedua dengan mengupdate posting di atas. Silahkan dicek, saya sudah menambahkan data cadangan bank sentral dunia.
Terkait komentar pertama mengenai misteri uang, insya Alloh jika diberi kelapangan waktu dan pikiran saya akan jelaskan pada posting terpisah.
untuk inflasi 6%...
sebenarnya tidak sepenuhnya benar ( walau juga tidak 100% salah )
.
untuk mudahnya, kita menghitung angka riil inflasi
( angka riil berdasarkan realita... bukan sekedar statistik yang bisa di turunkan angkanya... dengan memasukkan beberapa indikator yang kurang relevan )
Salah satu cara adalah melihat M2, yaitu Jumlah Uang yang beredar dalam arti luas
( sebagaimana kita ketahui... semakin banyak uang yang beredar... harga barang2 akan naik... karena daya beli uang semakin turun )
Berikut ini saya sajikan data M2 Bank Indonesia dari th 1990 - 2011
Sebagian data bisa dilihat di
http://www.bi.go.id/seki/tabel/TABEL1_1.pdf
( dalam Milyar Rupiah... jadi 58,670.00 dibaca Rp 58,6 Triliun )
Kemudian pada kolom berikutnya adalah selisih ( pertambahan M2 )
1990 58,670.00
1991 84,340.00 44%
1992 98,650.00 17%
1993 119,170.00 21%
1994 146,050.00 23%
1995 176,220.00 21%
1996 222,860.00 26%
1997 290,850.00 31%
1998 450,690.00 55%
1999 592,300.00 31%
2000 650,590.00 10%
2001 738,730.00 14%
2002 828,270.00 12%
2003 873,680.00 5%
2004 1,033,870.00 18%
2005 1,202,760.00 16%
2006 1,382,490.00 15%
2007 1,649,000.00 19%
2008 1,596,000.00 -3%
2009 1,874,000.00 17%
2010 2,108,000.00 12%
2011 2,434,000.00 15%
Menarik bukan ?
Dari situ kita bisa melihat... bahwa pertambahan jumlah Uang yang beredar di indonesia... antara 10-30%
( walau ada beberapa tahun pengecualian... yang menyimpang dari umum yaitu -3%... 5%... 44% dan 55% )
Angka itulah tercermin pada
infasi bahan pangan yang mencapai sekitar 12%
( ingat... inflasi yang diumumkan pemerintah... adalah gabungan semua indikator... jadi total 6% bolehlah)
Dan yang mengherankan pula 10-20% ini tercermin pada harga emas ... dan tanah ...
( ya benar... kenaikan harga tanah, juga berkisar pada angka itu... jadi bukan sekedar emas saja )
Dan yang mengherankan pula... angka 9-12,5% dipakai oleh Bank sebagai besaran bunga ( besarnya persis dengan pertambahan M2 tersebut )
Jadi ada korelasi antara M2 ( jumlah uang yang beredar... dengan naiknya harga beras, kambing... termasuk emas, tanah dan sebagainya )...
dan anehnya pula... 10-20%... pas sesuai pertambahan M2
( walau ada pengecualian untuk emas... karena emas masih digunakan manusia untuk meng hedge terhadap kebijakan pemerintah yang merugikan mereka... salah satunya inflasi ... yang artinya pula, jika gaji tidak naik mengikuti 10-20%... maka akan terkurangi kesejahteraan mereka... lebih sedikit beras yang akan dibeli... dan sebagainya )
Agar M2 ini mudah dilihat mata...
saya sudah membuat grafiknya di link berikut ini...
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.1643141458811.66853.1845098155
Dengan begitu...
bertambahnya M2 sudah dapat dikategorikan sebagai faktor fundamental...
Untuk menyebabkan kenaikan harga emas...
Dan bukan hanya pada emas saja, kenaikan harga itu terjadi. Namun juga terjadi pada hampir semua barang / jasa
= inflasi bahan pangan, sandang, rumah, kendaraan, dll...
Mengapa hal ini terjadi ?
Menurut teori ekonomi...
Jika jumlah uang ( bertambah )... maka daya beli uang ( menurun )... hasil akhirnya harga2 barang / jasa ( naik ) ...
untuk mengimbangi jumlah uang yang beredar...
agar laba bisa dipertahankan... sehingga roda usaha bisa berlangsung
( menggaji karyawan... membayar bunga kredit... membayar biaya-biaya lainnya )
walau begitu...
ada faktor teknikal yang ikut pula muncul ( pada harga emas )
bisa karena fear ( kekhawatiran )
karena bertambahnya uang beredar... sehingga mengakibatkan infasi bahan pangan, sandang, tempat tingga, kendaraan dan sebgainya
sehingga emas, berfungsi sebagai hedge terhadap infasi tersebut... agar kemakmuran mereka tidak tergerogoti oleh inflasi
walau begitu...
ada sisi lain dari manusia...
yang juga tidak bisa kita pungkiri
yaitu sifat greed ( tamak, serakah )
yaitu motif mencari untung dengan kenaikan harga emas
namun karena supply dan demand emas... ada pada range tertentu
( tidak seperti cabe yang bisa hilang dari pasaran... ataupun supply melonjak karena panen besar )
karena pertambahan emas... ( mungkin Sunnatullah )... disesuaikan dengan pertambahan jumlah penduduk
yaitu 2 - 3%
sehingga selama 1400 tahun lebih...
dengan 4,2 - 4,4 gram emas... ( anehnya ) selalu dapat untuk membeli 1 ekor kambing berukuran sedang... seakan harga kambing tidak berubah selma 1400 tahun ( terhadap ) emas
dan anehnya pula...
harga-harga barang / komoditi, tidak banyak berubah...
jika ukurannya adalah emas... hanya pada range tertentu saja ( naik - turun - normal )
bisa dilihat di :
http://pricedingold.com
untuk data inflasi Amerika Serikat... tak luput pula dari... ya... apalagi kalau bukan rekayasa untuk menimbulkan image... bahwa infasi hanya 2-3 % saja... padahal angkanya lebih dari 6%
untuk melihat ( kemungkinan ) ini, bisa kita lihat metode yang dipakai di :
http://www.shadowstats.com
Suatu komoditas cocok jadi mata uang ketika nilai tukarnya dengan komoditas lain stabil. Jadi gembar-gembor harga emas naik tinggi justru melemahkan pendapat bahwa emas cocok menjadi mata uang. Karena jika harga emas naik lebih cepat dari komoditas lain, maka artinya jika emas dipakai jadi mata uang, deflasi akan terjadi.
Jadi, kalau saya mendukung emas sebagai mata uang, maka saya justru akan sedih melihat harga emas yang naik terlalu cepat, dan akan geram pada ulah spekulan yang menyebabkan gangguan pada kestabilan nilai tukar emas tersebut.
Poinnya, saya tidak anti emas sebagai uang, saya anti spekulasi yang saat ini sedang mewabah di emas. Tulisan-tulisan ini saya maksudkan untuk meredakan demam spekulasi emas.
Baik...
Kita lihat bagaimana harga jagung, gandum, kapas, untuk melihat perbandingannya dengan emas
( untuk mencari... apakah emas naik lebih cepat dari keduanya... ataukah sama )
Saya pakai wheat ( gandum ), karena ia dipakai sebagai bahan makanan secara internasional.
Jagung, karena sebagai besar dipakai untuk pakan ternak. Khususnya unggas.
Kapas, karena berkaitan dengan kebutuhan manusia, yaitu sandang ( tekstil )
Kali ini saya tetap mengambil harga internasional, untuk memfilter pengaruh lokal.
Saya akan memakai sumber :
http://www.indexmundi.com/commodities
Untuk jagung...
dari Ags 2010 - Ags 2011... ( 1 tahun )
kenaikannya sebesar 76,73%
Bisa dilihat di :
http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=corn&months=12
unbelievable... dalam satu tahun, jagung naik 76 % lebih.
Untuk memperoleh gambaran lebih luas, kita lihat harga jagung untuk jangka 10 tahun
Datanya bisa dilihat di :
http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=corn&months=120
Menarik bukan... 234,13%
Jika kita bagi dengan 10 tahun, didapat rata2 23,4 %
Kita lanjutkan untuk gandum...
http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=wheat&months=12
Well... well... harga gandum internasional, naik 32,83% untuk 1 tahun terakhir
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas, kita lihat 10 th.
http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=wheat&months=120
Very interesting... 168%
Alias 16,8 % per tahun.
Mungkin asumsi kita, harga kebutuhan pokok ( sandang, pangan ), kita asumsikan masih sama seperti dulu...
( zaman telah berubah... karena ekspansi kredit = penciptaan uang baru... lebih ceat dari yang kita kira )
Apalagi jika pakai angka 6%... Tanpa kita breakdown bagaimana inflasi sandang dan pangan yang mempengaruhi sebagian besar masyarakat.
oh ya... kita belum lihat harga kapas
( yang digunakan sebagai bahan baku tekstil = sandang )
http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=cotton&months=12
Hmmm... lagi lagi... harga kapas pernah naik 100%... tapi stabil menjadi hanya 26,29 % year on year
Pun anehnya, jika kita lihat 10 tahun. Angkanya mirip dengan wheat
163%
http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=cotton&months=120
jadi tidak heran, kalau harga emas, wheat, jagung dan kapas ada korelasi tertentu
( emas tidak terlalu ekstrem kenaikannya... juga tidak terlalu lambat... untuk mengimbangi kenaikan harga kebutuhan sandang dan pangan )
Poin yang ingin saya sampaikan...
Emas bukanlah biang keladinya
( lebih tepatnya ia indikator... karena yang bermasaah adalah ekspansi kredit... dan penciptaan uang ... yang semakin besar baik dalam persentase... maupun nominal )
Sehingga bukan hanya berimbas pada harga emas saja, namun juga sandang, pangan, papan ( rumah ), kendaraan, dll
Intinya setiap sisi kehidupan kita, sangat terpukul akibat inflasi...
( lama-lama... sekeras apapun ... dan secerdas apapun kita bekerja... tak akan bisa mengimbangi inflasi yang terjadi... karena kita sulit untuk memahami ... simple basic fact ini )
Dan sebagaimana sejarah mengajarkan kepada kita.
Saat confidence terhadap Fiat Currency menurun...
emas, perak dan komoditi, menjadi perahu penyelamat terakhir.
( ibarat kapal Titanic yang sudah nyata-nyata mau karam... apakah kita membiarkan anak dan istri kita ikut tenggelam ?... )
Hanya karena kita belum percaya dengan "sesuatu" yang disaksikan oleh mata kita sendiri yang menurut kita diluar dari "normal"
Jadi wajar...
jika orang panik... dan hampir menggunakan segala cara untuk menyelamatkan diri mereka... sebagaimana penumpang Titanic... berebut naik ke perahu penyelamat.
Ya...
Allah sudah mewanti-wanti kejadian tersebut 1400 tahun lebih ( hyperinfasi )...
dan menunjukkan solusinya... tinggal kita mau ikut atau tidak perahu penyelamat itu.
"Akan datang kepada manusia suatu zaman yang tidak akan bermanfaat di hari itu ( untuk dibelanjakan ) selain dinar ( emas ) dan dirham ( perak )."
Musnad Imam Ahmad : 16569
This is not about us
This is about our family
Data komoditasnya menarik. Tapi dalam perhitungan rata-rata kenaikan harga keliru jika menggunakan rata-rata aritmetik, hasilnya akan overestimate. Semestinya memakai rata-rata geometrik
Dari pengamatan dan perhitungan saya ke data yang anda tunjukkan, tidak ada bukti kenaikan harga komoditi yang setinggi kenaikan emas. Saya tuliskan selengkapnya pada posting terbaru di blog ini
Posting Komentar