Balapan terjun, mungkin itu yang cocok menggambarkan persaingan antar perusahaan, daerah atau negara untuk menang persaingan dengan cara bersaing membayar murah tenaga kerja dan memungut pajak serendah-rendahnya. Namun kita tahu bahwa perusahaan besar bukanlah perusahaan yang membayar tenaga kerjanya paling murah, negara maju bukanlah negara yang memungut pajak paling rendah.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa gaji dan pajak bisa tinggi karena perusahaan dan negara maju duluan. Tapi juga masuk akal, dan lebih saya yakini, bahwa sebaliknya yang terjadi: menggaji tinggi membuat perusahaan menang persaingan, menarik pajak tinggi membuat negara bisa tumbuh besar. Dengan menggaji tinggi, perusahaan bisa menuntut performa terbaik dari pekerja. Dengan memajak tinggi, banyak investasi publik di SDM dan fisik bisa dilakukan, sehingga mempercepat pertumbuhan.
Tentu konsekuensi kemajuan dari gaji dan pajak tinggi tidak bisa diperoleh tanpa diikuti oleh performa tinggi dan investasi besar. Namun sebaliknya, performa tinggi dan investasi besar tidak bisa didapat tanpa gaji dan pajak tinggi. Kesimpulan seperti ini tentu berlawanan dengan pelajaran dasar ilmu ekonomi klasik, tapi sekarang kita sudah mendapati banyak contoh yang bertentangan dengan ajaran klasik tersebut. Nampaknya, prinsip yang memenuhi kata hati bisa menjadi pedoman dalam kebijakan ekonomi: menanamkan kebaikan bisa berbuah kebaikan.